Rabu, 26 April 2017

MAKALAH ETIKA BISNIS PRINSIP ETIKA BISNIS MODERN DALAM USAHA PRODUKSI SANDAL HOTEL UD. AKBAR JAYA TAMBUN BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN 


 1.1 Latar Belakang Masalah

 Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral. Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Menuju era globalisasi sekarang ini dan perkembngan industri rumah anda dalam memproduksi sandal pada saat ini memang cukup pesat. Sebab manusia membutuhkan sandal untuk kegiatan sehari-hari. Baik itu untuk melindungi diri dari debu kotoran maupun sebagai style pribadi. Hal ini akan menyebabkan adanya berbagai macam jenis usaha sudah mulai terlibat perkembangan khususnya usaha-usaha kecil dan menengah, mereka bersaing agar produk yang di hasilkan berkualitas baik dan diminati oleh banyak konsumen. Untuk itu banyak dari mereka yang melakukan berbagai macam strategi untuk mencari solusi tidak lain agar usahanya tetap terus berjalan, dan dapat lebih berkembang sehingga diharapkan mendapat keuntungan yang maksimal. Untuk memulai atau mengembangkan usaha pastinya membutukan modal yang cukup besar, pemilik usaha juga harus mempertimbangkan berbagai macam factor yang dapat menjadi peluang dan hambatan didalam usaha tersebut. Sebelum dijalankannya usaha atau pengembangan diperlukan suatu uji kelayakan bisnis.

 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu apakah UD. Akbar Jaya Tambun Bekasi menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya ?

 1.3 Tujuan Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Etika Bisnis dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. Maksud dari penulisan ini adalah Untuk mengetahui etika bisnis pada UD. Akbar Jaya Tambun Bekasi


 BAB II PEMBAHASAN 

 2.1 Profil Perusahaan

 UD.Akbar Jaya adalah usaha produsen industri rumah tangga dengan memproduksi sandal hotel yang berdiri pada tahun 2011yang di dirikan oleh Bapak Zulfakhairus yang sekaligus sebagai pimpinan UD. Akbar Jaya.UD. Akbar Jaya beralamat di Jl. Taman Tridaya Indah Blok E4 No.1 Tambun Selatan Bekasi Timur.. Bapak Zulfakhairus saat ini memiliki empat orang karyawan yang bekerja mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00 dengan waktu istirahat dan libur bergantian satu sama lain. Produksi yang ditawarkan pada UD.Akbar Jaya ini adalah Produksi Sandal hotel dengan tarif Rp. 10.000 persandal.Selain itu UD Akbar Jaya ini juga menyediakan berbagai type jenis sandal hotel dengan banyak inovasi terutama untuk anak-anak dan beragam model dan jenisnya.Dengan berdirinya UD.Akbar Jaya ini sangat membantu para pemilik hotel untuk mempermudah dalam menarik para tamu hotel, sebagai perlengkapan yang harus disediakan oleh hotel tersebut.Lokasi pemasaran sandal hotel yang dilakukan oleh UD.Akbar Jaya sangat luas dari segi pemasaran bukan hanya dari wilayah bekasi saja tetapi dari luar wilayah bekasi terutama wilayah Jakarta yang memiliki banyak hotel-hotel yang sangat tinggi permintaan dalam hal produksi sandal hotel.Terbukti pada saat penulis melakukan pengamatan UD.Akbar Jaya tidak pernah menghentikan produksinya sebagai tindakan untuk memenuhi jumlah permintaan yang sangat tinggi, di mana rata-rata permintaan sandal hotel mencapai 200 pasang sandal.

2.2 Prinsip Dasar Etika Bisnis

Terdapat 2 prinsip dasar dalam etika bisnis yaitu : a. Tanggungjawab : tanggungjawab memiliki dua arah yakni tanggungjawab terhadap mutu dan tanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan bagi orang lain. b. Keadilan : adil berarti dalam menjalankan bisnis kita berusaha tidak mengganggu pihak lain. Keadilan memang merupakan tuntutan etis murni dalam arti dia berlaku dengan tidak bergantung dari pertimbangan untung-rugi.

 2.3 Prinsip-prinsip Etika Bisnis

Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut. Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha. Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut :
 1. Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
2. Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. 3. Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ; menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
5. Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.

 2.4 Nilai–nilai Etika Bisnis

 Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya jangan dilanggar, yaitu :
1. Kejujuran: Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan bisnis.
 2. Keadilan: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil untung yang merugikan konsumen.
3. Rendah Hati: Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
 4. Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
5. Kecerdasan: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya. Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita, yaitu : a. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya. b. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain. c. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

 2.5 Komponen Etika Bisnis

 Sebelum Anda memulai usaha bisnis baru, Anda harus merencanakan secara menyeluruh. Salah satu cara terbaik untuk menentukan apakah suatu ide bisnis yang layak adalah dengan mengevaluasinya. Jika ide itu mengejar bernilai, informasi yang dikumpulkan selama tahap perencanaan dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah rencana bisnis.
 1. Kemungkinan Langkah pertama dalam menentukan kelayakan suatu ide bisnis adalah mencari tahu apakah itu sesuatu yang dapat Anda lakukan. Apakah Anda memiliki pengetahuan, keterampilan dan sumber daya untuk menariknya keluar? Misalnya, jika Anda ingin memulai sebuah perusahaan produksi, Anda harus memiliki akses ke peralatan video dan tahu bagaimana menggunakannya dengan baik. Demikian juga, jika Anda ingin memulai sebuah studio tari, Anda harus memiliki pendidikan formal tarian atau dapat mempekerjakan staf yang tidak. Jika Anda tidak memiliki keterampilan untuk memulai sebuah bisnis tertentu, cobalah untuk mencari alternatif. Misalnya, jika Anda ingin memulai sebuah studio tari tapi tidak memiliki pelatihan tari, Anda mungkin melihat ke dalam memulai tarian-pakaian took pengecer atau fasilitas dimana guru tari dapat menyewa ruang untuk mengajar kelas.
 2. Anggaran Anggaran sangat penting ketika merencanakan bisnis dan sering apa yang menentukan apakah suatu bisnis dapat bertahan. Berapa banyak uang yang akan dibutuhkan tergantung pada beberapa faktor, seperti kawasan geografis, industri, akal, berapa banyak staf yang akan dibutuhkan, sewa dan peralatan. Anggaran harus mencakup semua aspek kegiatan usaha, termasuk gaji karyawan, asuransi dan pajak, dan harus ada uang yang dianggarkan untuk keadaan darurat, seperti masa kering di mana pelanggan adalah sedikit dan jauh di antara. Berikut data hasil penelitian yang diperoleh penulis dari usaha UD.Akbar Jaya yang berupa rincian rencana investasi untuk cabang yang baru. Investasi Pada UD. Akbar Jaya
Tabel 2.1 Barang Investasi No Nama Barang Jumlah Satuan Total Harga 1 Gedung 550.000.000 1 550.000.000 2 Mesin Pond 3.500.000 1 3.500.000 3 Mesin Press 1.700.000 1 1.700.000 4 Mesin Gerinda 3.000.000 1 3.000.000 5 Alat Sablon 1.000.000 1 1.000.000 6 Tang 75.000 3 75.000 7 Pisau 60.000 3 60.000 8 Kendaraan 65.000.000 1 65.000.000 9 Kuas 30.000 3 30.000 10 Mesin Jahit 3.250.000 1 3.250.000 11 Palu 70.000 2 70.000 12 Gunting 25.000 5 25.000 13 Jarum 30.000 30 30.000 14 Kompor 350.000 1 350.000 17 Kipas Angin 250.000 1 250.000 18 Lemari & Etalase 3.200.000 1 3.200.000 19 Alat Kebersihan 350.000 1 350.000 Jumlah 631.890.000 Sumber : UD. Akbar Jaya Perkiraan Pendapatan UD. Akbar Jaya : Produkyang ditawarkan oleh UD.Akbar Jaya adalah potong sandal hotel.UD.Akbar Jaya memiliki 4 pekerja untuk memproduksi barang.Diperkirakan 4 pekerja dapat memproduksi sandal 200 pasang per hari.Berikut perkiraan pendapatan UD. Akbar Jaya :  Perkiraan rata – rata produksi per hari adalah sebagai berikut: - 1 Hari = 200 pasang sandal - 1 Bulan = 200 pasang x 30 Hari = 6.000pasang - 1 Tahun = 6.000 pasang x 12 Bulan = 72.000pasang  Perkiraan rata – rata pendapatan produksi dalam waktu 1 Tahun dengan tarif satu pasang sandal sebesar Rp. 10.000,- - 1 Hari = 200 pasang x Rp. 10.000 = Rp. 2000.000/hari - 1 Bulan = 6.000 pasang x Rp. 10.000 = Rp. 60.000.000/bln - 1 Tahun = 72.000 pasang x Rp. 10.000= Rp.720.000.000/thn Perkiraan Pengeluaran UD. Akbar Jaya adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Biaya Variabel No Biaya – biaya Perbulan Pertahun 1 Pembayaran ( Listrik dan Air) Rp. 1.500.000 Rp. 18.000.000 2 Pembayaran (Keamanan dan Kebersihan) Rp. 150.000 Rp. 1.800.000 3 Pembelian ( Perlengkapa sandal hotel) Rp. 500.000 Rp. 6.000.000 4 Pembelian ( Air Minum ) Rp. 50.000 Rp. 600.000 5 Pembelian ( Perlengkapan Kebersihan ) Rp. 50.000 Rp. 600.000 6 Perbaikan & Perawatan ( Mesin ) Rp. 600.000 Rp. 7.200.000 7 Biaya Angkut Rp. 15.000.000 Rp. 180.000.000 8 Kain Produksi Rp. 3.000.000 Rp. 36.000.000 9 Spon Rp. 7.000.000 Rp. 84.000.000 10 Benang Jahit Rp. 200.000 Rp. 2.400.000 11 Lem Rp. 300.000 Rp. 3.600.000 12 Cat Rp. 500.000 Rp. 6.000.000 13 Tenaga Kerja Tambahan (2 orang) Rp. 6.000.000 Rp. 72.000.000 Jumlah Rp. 34.850.000 Rp. 418.200.000 Sumber : UD. Akbar Jaya Tabel 2.3 Biaya Tetap No Biaya – biaya Perbulan Pertahun 1 Gaji 4 Pekerja Gaji pokok : Rp. 2.500.000/bln Uang makan : Rp. 50.000/hari Rp. 10.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 120.000.000 Rp. 72.000.000 Gaji 1Supir Gaji Pokok : Rp. 1.800.000/bln Uang Makan : Rp. 50.000/hari Rp. 1.800.000 Rp. 1.500.000 Rp. 21.600.000 Rp. 18.000.000 Jumlah Rp. 19.300.000 Rp. 231.600.000 Sumber :UD. Akbar Jaya (2016) 3. Struktur Setiap bisnis membutuhkan suatu struktur hukum. Pilihan meliputi: kepemilikan tunggal, sebuah bisnis sama operasi yang dijalankan oleh satu orang, kemitraan, perusahaan patungan antara dua atau lebih orang yang berbagi keuntungan dan kerugian sama, perusahaan, badan hukum tersendiri yang harus mengajukan anggaran pendirian perusahaan; S korporasi, di mana penghasilan dari bisnis dilewatkan melalui kepada pemegang saham, dan perusahaan tanggung jawab hukum, atau LLC, di mana file-file artikel bisnis pendirian dan dikenakan pajak sebagai kemitraan. Hal ini sangat membantu untuk berkonsultasi dengan seorang pengacara ketika Anda mengajukan dokumen untuk membangun suatu struktur bisnis, jika semuanya tidak dilakukan dengan benar, aplikasi akan ditolak dan harus diajukan kembali. Pengecualian adalah dengan kepemilikan tunggal, dalam hal prosedur untuk mendirikan sebuah struktur bisnis sangat mudah. Bapak zulfakhairus sebagai pemilik usaha yang menangani masalah pengelolaan keuangan yaitu uang masuk dan uang keluar. Catatan yang dilakukan dalam bentuk harian, mingguan maupun bulanan, serta biaya-biaya yang dikeluarkan termasuk menangani semua kebutuhan yang dikeluarkan seperti perkiraan kebutuhan dana dalam penyelesaian pendirian cabang barunya. Maka sebaiknya dalam pembukaan cabng baru ini pemilik perlu menambah karyawan. Akan tetapi secara umum, susunan struktur organisasi toko ini dapat dilihat pada gambar berikut :
 Gambar 1.Struktur Organisasi UD. Akbar Jaya 4. Lokasi Dalam kasus bisnis fisik dengan sebuah bangunan atau toko ritel, lokasi akan tergantung pada target pasar. Sebagai contoh, produsen industry rumah tangga ditempatkan di wilayah di mana dengan melihat daya beli konsumen tentunya memperhatikan beberapa aspek dari segi kualitas produk yang di hasilkan oleh UD. AKBAR JAYA, dan selalu memperhatikan apa yang sedang di minati oleh masyarakat luas. Dengan adanya usaha UD.Akbar Jaya ini secara tidak langsung sudah membuka sebuah lapangan pekerjaan baru, karena pemilik usaha sendiri mengambil para pekerja dari masyarakat disekitar lingkungan usaha yang ada dikawasan Tambun. 5. Pemasaran Pemasaran meliputi hubungan masyarakat, periklanan dan promosi. Ini bagian dari rencana bisnis harus mencatat tempat terbaik untuk mengiklankan (biasanya tempat pasar target yang membaca atau kunjungan), strategi untuk mendapatkan perhatian media untuk usaha, bagaimana membangun hubungan dengan pelanggan dan media melalui layanan masyarakat (juga dikenal sebagai hubungan masyarakat) dan apakah untuk menawarkan penjualan khusus, kupon, promosi, membeli insentif atau keanggotaan pelanggan. Pasar konsumen yang dipilih adalah pasar penjualan langsung (direct selling), karena telah memiliki tempat usaha yang tetap dan memungkinkan untuk menjual jasa langsung ke tangan konsumen. 6. Kompetisi Persaingan merupakan aspek penting dari perencanaan bisnis. Anda harus menentukan ” pemimpin” dari industri, jika seseorang menawarkan produk atau jasa yang sama dan bagaimana bisnis Anda dapat membedakan dirinya dari bisnis serupa. Ini bagian dari tahap perencanaan adalah juga waktu untuk menemukan kelemahan kompetisi dan daerah di mana usaha baru dapat memperbaiki yang sudah ada. Dalam berbagai kegiatan usaha pesaing sangat berpengaruh dalam menentukan keuntungan dilapangan karena dapat mempengaruhi minat dari konsumen untuk menentukan daya belinya.Oleh karena itu UD. Akbar Jaya dalam mengatasi persaingan dengancara meningkatkan kualitas hasil produksinya kepada konsumen. Dengan cara itu minat daya beli pelanggan akan tetap antusias dalam penjualan. DAFTAR PUSTAKA Bertens, Kees. Pengantar Etika Bisnis (Seri Filsafat Atmajaya: 21), Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2000 Budiarta, Kustoro, 2010. Pengantar Bisnis Edisi 2. Mitra Wacana Media, Jakarta Wahjono, Sentot Imam, 2010. Bisnis Modern. Graha Ilmu, Yogjakarta